• UGM
  • IT Center
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
Universitas Gadjah Mada Biosafety Lab Indonesia
Fakultas Kedokteran,
Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi dan Misi
    • Organisasi
    • Community of Practice
  • Kegiatan
    • Workshop
    • Pelatihan
    • Galeri
  • Materi
    • Presentasi
    • Buku Panduan
    • Video
  • Kontak Kami
  • Beranda
  • Berita
Arsip:

Berita

Masalah Biosafety Bekerja Dengan Hewan Coba

Berita Friday, 8 April 2022

Perkembangan ilmu dibidang biomedis tidak terlepas dari hasil-hasil penelitian menggunakan hewan coba. Hewan coba banyak digunakan untuk mengetahui kejadian penyakit, mempelajari fungsi gen, menguji efek farmakologi kandidat obat, dan bahkan menguji keamanan kandidat obat. Sehingga tidak bisa dipungkiri, penggunaan hewan coba mempunyai peran penting dalam penelitian biomedis. Namun, meskipun sangat berharga dari perspektif penelitian, penggunaan model hewan juga menimbulkan kekhawatiran, banyak di antaranya terkait dengan biosafety dan biosecurity.

Pekerja yang secara langsung menangani hewan coba baik yang terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi berisiko terpapar saat melakukan tugasnya. Program biosafety yang komprehensif sangat penting untuk melindungi pekerja dan masyarakat sekitar dengan baik. Program tersebut harus mencakup pemahaman menyeluruh tentang biohazard melalui penilaian risiko, penerapan kontrol biohazard yang efektif, dan pelatihan untuk semua personel yang berisiko terpapar.

Penelitian menggunakan hewan coba saat ini melibatkan mikroba infeksius, menggunakan sistem vektor yang dimodifikasi, DNA rekombinan atau sintetis, nanopartikel, dan bahan lainnya. Kegiatan ini memerlukan perencanaan, pelatihan, dan fasilitas yang tepat untuk memastikan penelitian hewan yang aman, terjamin, dan humane.

Berikut adalah macam-macam biohazard pada penelitian menggunakan hewan coba:

  1. Risiko transmisi penyakit zoonotic dari hewan coba ke manusia.
    Penelitian menggunakan hewan coba sebaiknya mengadakan hewan coba melalui vendor komersial atau sumber terpercaya lainnya untuk memastikan bahwa koloni hewan bebas dari penyakit zoonosis dan patogen hewan lainnya yang dapat menimbulkan risiko bagi personel, hewan penelitian lainnya, atau lingkungan (termasuk kemungkinan masuknya patogen ke populasi hewan native). Integritas penelitian juga dapat dipertanyakan jika infeksi subklinis yang tidak diketahui ada pada hewan penelitian. Mempertimbangkan risiko ini, maka perlu ditentukan kebutuhan APD yang sesuai untuk pekerjaan tertentu dan juga SOP dalam melaksanakan uji sampai SOP perawatan hewan seperti pembuangan alas tidur yang tepat, serta bagaimana melakukan pembersihan kandang.
  1. Bahaya cakaran dan gigitan
    Hewan coba bisa berperilaku tidak terduga sehingga dapat menyebabkan cedera dengan cakar atau giginya yang tajam, dan bisa jadi menjadi sarana penularan penyakit zoonosis. Oleh karena itu bekerja dengan hewan coba memerlukan keahlian khusus. Tidak semua orang bisa langsung menangani hewan coba. Setiap fasilitas hewan coba seharusnya memastikan bahwa orang-orang yang akan bekerja dengan hewan coba telah mendapatkan pelatihan yang memadai sehingga pada saat bekerja dengan hewan coba, orang tersebut bisa malakukan pekerjaannya dengan aman tanpa ada kecelakaan kerja yang terjadi karena salah dalam menangani hewan coba. Selain itu, SOP terkait keamanan bekerja dengan hewan coba mulai dari SOP pekerjaan sederhana seperti mengganti bedding sampai SOP yang lebih kompleks seperti mengambil darah, harus dibuat, disosialisasikan dan diterapkan oleh semua orang yang bekerja diruang hewan coba. Bahkan untuk penanganan kecelakaan jika terjadi gigitan maupun cakaran juga harus ada SOPnya.
  1. Limbah dari ruang hewan coba juga merupakan masalah biosafety.
    Ruang hewan coba menghasilkan sampah bedding, karkas hewan coba, sisa organ dan lain-lain. Pengolahan limbah dari ruang hewan coba juga harus diatur dengan baik supaya limbah tersebut tidak membahayakan personil, komunitas sekitar dan juga lingkungan. Biasanya karkas dan sisa jaringan hewan coba bisa dibekukan terlebih dahulu sampai bisa dibuang ke tempat pembuangan akhir yang ditunjuk oleh laboratorium maupun diinsinerasi supaya tidak menimbulkan bau dan penyakit. Setiap laboratorium hewan coba harus mencari cara terbaik untuk mengatasi masalah limbah ini sesuai dengan kondisi pada masing-masing laboratorium.
  2. Teknologi Rekombinasi DNA
    Teknologi DNA rekombinan (rDNA) dapat digunakan untuk membuat organisme yang dimodifikasi secara genetik, termasuk juga hewan coba transgenik. Genetic Modified Organism (GMO) ini dibuat dengan memasukkan DNA asing ke dalam hewan, menggabungkan DNA dari genom yang berbeda (organisme yang berbeda), atau menghapus semua atau sebagian gen (atau mengganggu fungsi gen) dari hewan. Mengubah genom hewan coba telah banyak digunakan untuk mempelajari model penyakit manusia, mempelajari fungsi gen, mencoba memperbaiki penyakit yang diturunkan, dan juga digunakan untuk aplikasi komersial terutama pada hewan ternak.

    Berbagai metode digunakan untuk memanipulasi genom hewan coba. Metode-metode ini melibatkan transgenesis (transfer materi genetik dari satu hewan ke hewan lain, melalui perubahan sel germinal). Teknologi yang lebih baru melibatkan vektor virus yang digunakan untuk memasukkan DNA asing ke dalam genom hewan coba, mengedit DNA yang ada melalui alat pengeditan gen (seperti CRISPR/Cas9), atau menggunakan silencing RNA untuk menurunkan regulasi gen. Penggunaan vektor virus terus meningkat dalam penelitian hewan. Vektor nonviral dapat digunakan juga dan biasanya merupakan alternatif yang lebih aman daripada vektor virus, tetapi vektor nonviral biasanya kurang efisien dalam mengirimkan materi genetik ke dalam sel.
  1. Xenotransplantasi dan humanisasi sel hewan
    Xenotransplantasi adalah prosedur yang melibatkan transplantasi, implantasi, atau infus sel hidup, jaringan, atau organ dari sumber bukan manusia (hewan) ke dalam inang manusia. Kebutuhan xenotransplantasi didorong oleh permintaan organ manusia untuk transplantasi klinis melebihi pasokan.

    Ada banyak manfaat menggunakan bahan sumber non-manusia, tetapi ada masalah keamanan yang harus dipertimbangkan. Resipien organ tersebut bisa terpapar agen infeksi yang tidak terdeteksi dalam organ yang ditransplantasikan, yang mungkin dapat menyebabkan penyakit bertahun-tahun setelah implantasi dilaksanakan, bahkan mungkin juga menyebabkan munculnya penyakit menular baru pada manusia. Selain itu, pekerja yang menangani bahan xenotransplantasi ini bisa terpapar patogen yang tidak diketahui atau tidak terdeteksi.
  1. Alergi
    Salah satu masalah biosafety terkait dengan hewan coba adalah adanya alergi terhadap hewan coba. Alergi ini dapat terjadi pada peneliti, staf peternakan, atau siapa pun yang pekerjaannya berkaitan dengan hewan coba. Alergi ini bisa terjadi karena paparan terhadap bulu binatang, air liur, atau urin, atau bahkan bedding hewan coba. Untuk mencegah paparan tersebut maka alat pelindung diri (APD) seperti gaun, lengan baju, respirator, atau masker mungkin diperlukan untuk mencegah reaksi alergi terhadap hewan coba di ruang hewan coba maupun diruang lainnya Ketika melakukan pekerjaan terkait hewan coba. Oleh karena itu, penting bagi orang yang bekerja dengan hewan coba untuk menggunakan APD yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan. Selain itu, perlu dilakukan pemeriksaan Kesehatan bagi orang yang bekerja di ruang hewan coba, untuk mengetahui potensi alergi terhadap hewan coba. Bagi orang yang alergi terhadap hewan coba, sebaiknya tidak bekerja di ruang hewan coba.

Memahami adanya berbagai biohazard terkait dengan penggunaan hewan coba, penting bagi peneliti yang berkerja dengan hewan coba untuk memastikan penelitian yang dilakukan bisa dilakukan secara aman dan bisa menjaga personil yang bekerja dengan hewan coba, orang disekitarnya dan lingkungan sekitar. Idealnya, sebelum melakukan penelitian menggunakan hewan coba, sebaiknya dilakukan dulu penilaian risiko menyeluruh dari penelitian yang akan dilakukan untuk menentukan kemungkinan terjadinya peristiwa paparan dan kemungkinan konsekuensi jika ada paparan. Informasi di bagian ini memberikan panduan untuk pemilihan tindakan pencegahan keselamatan yang tepat yang dapat diterapkan untuk membantu mengurangi risiko paparan ke tingkat yang dapat diterima.

Pelatihan Biosafety Bagi Laboran Selasa, 23 November 2021

BeritaPelatihan Thursday, 7 April 2022

Ketua : Dra. Dewajani Purnomosari, MSi, PhD
Notulis: Janatin Hastuti,PhD

Pemateri  

JamPemateriMateri
09.00-09.45 09.45-10.30 10.30-11.15 11.15-12.00 Dra. Dewajani Purnomosari, MSi, PhD dr. Dwi Aris Nugrahaningsih, MSc, PhD dr. Hera Nirwati, MKes, SpMB Janatin Hastuti, SSi, MKes, PhDKeselamatan kerja di lab & GMPP.Pengelolaan limbah Lab.Transport sampel.Mitigasi dan kedaruratan.

Peserta hadir: laboran dan teknisi di lingkungan FKKMK, Panitia, Tim Biosafety (74 orang)

Acara:

  1. Pembukaan  
  2. Penyampaian materi dan diskusi
  3. Penutup

Jalannya Acara

PEMBUKAAN

Dibuka oleh MC yakni, Winanti Praptiningsih dengan doa, menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne Gadjah Mada.

Sambutan dari WD FKKMK dr. Yodhi Mahendradata, PhD

Isi sambutan menekankan pentingnya pemahaman dan pelaksanaan biosafety dalam pelaksanaan kerja di laboratorium sehingga tercipta keselamatan dan keamanan bekerja di laboratorium di lingkungan FKKMK UGM.

Peserta Pelatihan

PENYAMPAIAN MATERI DAN DISKUSI

Pemateri I. Dra. Dewajani Purnomosari, MSi, PhD

Pemateri II. dr. Dwi Aris Nugrahaningsih, MSc, PhD

Pemateri III. Janatin Hastuti, SSi, MKes, PhD

Pemateri IV. dr. Hera Nirwati, MKes, SpMB

DISKUSI

Bapak Marsudi: sekarang untuk pembakaran karkas kadang antri lama.

Skillslab PRODI DOKTER_Daniel Kogam: Materi penilaian bahaya apakah bisa digandakan bentuk hardcopy?

Narasumber_Dewajani Purnomosari: Materi bisa kami bagikan. Apabila memerlukan bantuan melakukan penilaian risiko, tim biosafety siap membantu.

Dept Parasitologi_Rumbiwati: Betul Bu kami sangat butuh penilaian resiko mungkin bisa dijadwalkan di tiap departemen.

Skillslab PRODI DOKTER_Daniel Kogam : Mungkin kedepan perlu ditambahkan pelatihan RJP dan penggunaan AED

PENUTUP

Ditutup oleh Pembawa Acara.

Yogyakarta, 23 November 2021
Janatin Hastuti (Notulis)

Bincang-Bincang Pelaksanaan Keselamatan Hayati di Laboratorium di Lingkungan FKKMK UGM (Webinar Biosafety 10 & 12 Agustus 2021)

BeritaPelatihan Thursday, 7 April 2022

Tahun 2021 di Indonesia masih dilingkupi dengan suasana pandemic COVID-19 yang berdampak pada pelaksanaan pembelajaran dan pengaturan kerja di kampus Universitas Gadjah Mada. Kegiatan belajar mengajar dan praktik di laboratorium beberapa dilakukan secara daring dan Sebagian secara luring di kampus namun dengan pengaturan jadwal, personel, dan protocol ketat. Untuk mengetahui dan mengevaluasi penerapan biosafety dan biosecurity pada kegiatan di laboratorium baik praktikum maupun penelitian selama masa pandemic di laboratorium-laboratorium di lingkungan FKKMK, dilakukan workshop secara daring yang bertajuk ‘Bincang-bincang pelaksanaan keselamatan hayati di laboratorium di lingkungan FKKMK UGM’ yang dilaksanakan tanggal 10 dan 12 Agustus 2021. Workshop dilaksanakan secara daring dengan narasumber Tim Biosafety FKKMK, yakni Dewajani Prurnomosari, MSi, PhD, Dr. dr. Hera Nirwati, MKes, Janatin Hastuti, PhD, dr. Dwi Aris Nugrahaningsih, PhD, dan dr. Muh Syaefudin Hakim, PhD. Beberapa hal yang muncul dalam diskusi dari peserta diantaranya terkait dengan penangan limbah, kedisiplinan penggunaan, kesesuaian dan ketersediaan APD di laboratorium, aplikasi test biosafety, dan assignment terkait unit cost peralatan laboratorium, serta penyesuaian kegiatan di laboratorium selama masa pandemic COVID-19.

Diskusi workshop  juga membehas pertanyaan seputar keselamatan bekerja di Laboratorium  selama masa Pandemi Covid-19. Misalnya dijelaskan oleh salah satu peserta bahwa sampel sebelum masuk di dekontaminasi dulu, peneliti/tenaga yang membawa sampel menggunakan APD lengkap. Sudah ada penilaian risiko juga untuk evaluasi dan pencegahan. Kalau sebelum pandemic desinfeksi di semprot di dalam lab, stelah pandemic disinfeksi di ruang dekontaminasi dengan doblle sconn dan ruang di desinfeksi di UV. Juga terdapat pertanyaan tentang self assessment dan peneliti kontak erat dengan penderita covid: bagaimana alur pelaporannya. Peserta dari TIM Lab COVID-19 menjelaskan jika ada yang status kontak erat missal dalam keluarga ada yang positif alur pelaporan melalui supervisor masing2. Ada 3 supervisor, kmd supervisor melaporkan ke pimpinan, selanjutnya dijadwalkan tracing, sambil menunggu karyakan tersebut diminta isolasi. Tracing secara bertahap, terhadap kontak primer dan kemudian kontak sekunder. Dibantu juga Tim SHE FKKMK yang melakukan pemantauan sehari-hari pada Tim Covid dan lainnya.

Foto Dokumentasi

Yogyakarta, 12 Agustus 2021
Tim Biosafety FKKMK UGM

Refreshing Biosafety dan Biosecurity untuk Personel Laboratorium di Lingkungan FKKMK UGM (6-10 Juli 2020)

BeritaWorkshop Thursday, 7 April 2022

Pandemi COVID-19 yang sedang melanda di hamper seluruh negara di dunia termasuk Indonesia sangat membatasi aktivitas social maupun kegiatan akademik. Pada tingkat pendidikan universitas, hamper seluruh kegiatan belajar mengajar dan bahkan praktik di laboratorium dilakukan secara daring. Kegiatan di laboratorium baik praktikum maupun penelitian juga melakukan pengaturan ulang dan penyesuaian terkait pelaksanaan kegiatan akademik maupun penelitian. Beberapa kegiatan praktikum dilakukan dengan metode daring, Sebagian ditunda pelaksanaannya hingga suasana kondusif untuk dilakukan secara luring. Untuk kegiatan penelitian yang harus dilakukan di laboratorium, pelaksanaan dan jadwal diatur dengan ketat, jumlah personel bekerja di laboratorium dibatasi dan dengan protocol kesehatan ketat. Beberapa laboratorium yang memberikan pelayanan pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis penyakit dibatasi atau menutup sementara pelayanan untuk umum. Namun, beberapa laboratorium menjadi sangat vital dan aktivitasnya bahkan menjadi berlipat, yakni laboratorium yang membantu pelayanan pemerintah untuk pemeriksaan virus SARS-Cov-2 (COVID-19).

Pelaksanaan biosafety dan biosecurity laboratorium menjadi kunci penting dalam menjaga keselamatan dan kesehatan para personel di laboratorium, namun, pelaksanaan pembelajaran dengan metode daring dan pembatasan pegawai masuk kerja atau bekerja dari rumah menjadi tantangan tersendiri dalam penerapan maupun pemantauan biosafety dan biosecurity di laboratorium. Untuk itu, Tim Biosafety Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM memprakarsai kegiatan ‘Refreshing Biosafety” untuk personel laboratorium di lingkungan FKKMK. Kegiatan ini dilaksanakan selama sepekan yakni tanggal 6 samapi 10 Juli 2020 setiap pagi hingga siang. Kegiatan berupa workshop setengah hari membahas tentang penyegaran Kembali materi-materi penting dalam biosafety dan biosecurity dan penerapannya di laboratorium selama masa pandemic COVID-19. Workshop dilaksanakan secara daring dengan narasumber Tim Biosafety FKKMK, yakni Dewajani Prurnomosari, MSi, PhD, Dr. dr. Hera Nirwati, MKes, Janatin Hastuti, PhD, dr. Dwi Aris Nugrahaningsih, PhD, dan dr. Muh Syaefudin Hakim, PhD.

Foto Dokumentasi

Yogyakarta, Juli 2020
TIM BIOSAFETY FKKMK UGM

Pelatihan Biosafety di Laboratorium bagi Peneliti, Mahasiswa S2 dan S3 di Lingkungan FK KMK – Gelombang Kedua (26-27 Oktober 2019)

BeritaPelatihan Thursday, 7 April 2022

Gelombang kedua pelatihan biosafety di laboratorium bagi penetiti, mahasiswa S2 dan S3 di lingkungan laboratorium di FK-KMK UGM dilakukan pada Sabtu hingga Minggu tanggal 26-27 Oktober 2019 mengingat banyaknya animo peneliti dan mahasiswa pascasarjana di FKKMK untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Tim Biosafety FKKMK UGM. Workshop kedua masih bertempat di Hotel Santika Yogyakarta. Materi yang disampaikan hamper sama seperti pada pelatihan gelombang pertama. Pada hari pertama pelatihan materi yang disajikan adalah prinsip dasar biosafety oleh Dewajani Purnomosari, PhD, identifikasi hazard dan penilaian biorisiko oleh Dr dr. Hera Nirwati, MKes, tindakan pencegahan oleh dr. Dwi Aris Nugrahaningsih, PhD, dan alat pelindung diri (APD) oleh dr. Moh Syaifudin Hakim, PhD. Pada hari pertama pelatihan ini praktik menilai risiko di laboratorium masing-masing, serta mememilih dan cara menggunakan APD yang sesuai dengan kegiatan di laboratorium masing-masing, praktik memakai dan melepaskan APD yang dipandu oleh Tim Biosafety FKKMK UGM.

Pada awal sesi hari kedua diawali dengan telaah ulang modul hari I yang dipandu oleh Dr. dr. Hera Nirwati, MKes. Peserta diberikan 10 pertanyaan per kelompok dan didiskusikan oleh anggota tiap kelompok. Tiap kelompok menjawab di sticky note dan ditempelkan ke papan, selanjutnya  dilakukan diskusi oleh peserta dengan komentar dari pemateri. Pada acara ini peserta juga diminta untuk mengingat dan melakukan praktik ‘donning dan doffing’ yang diwakili dua orang peserta memperagakan cara ‘donning dan doffing’ dengan narasi dari teman sekelompoknya. Hari kedua pelatihan peserta juga diberikan materi tentang bekerja di BSL 1 dan 2 oleh Dewajani Purnomosari, PhD, transportasi bahan infeksius oleh Dr. dr. Hera Nirwati, MKes, pengelolaan limbah oleh dr. Dwi Aris Nugrahaningsih, PhD, serta tanggap darurat bencana laboratorium oleh Janatin Hastuti, PhD.    Pada  akhir sesi hari kedua peserta dibagi dalam kelompok-kelompok kecil melakukan praktik menangani tumpahan di laboratorium dengan dipandu oleh Tim Biosafety FK-KMK UGM.

Foto-foto dokumentasi

Pelatihan Biosafety di Laboratorium bagi Peneliti, Mahasiswa S2 dan S3 di Lingkungan FK KMK – Gelombang Kedua (26-27 Oktober 2019)
Pelatihan Biosafety di Laboratorium bagi Peneliti, Mahasiswa S2 dan S3 di Lingkungan FK KMK – Gelombang Kedua (26-27 Oktober 2019)

Tim Biosafety FK-KMK UGM
Oktober 2019

Pelatihan Biosafety di Laboratorium bagi Peneliti, Mahasiswa S2 dan S3 di Lingkungan FK KMK (24-25 Agustus 2019)

BeritaPelatihan Wednesday, 6 April 2022

Sabtu hingga Minggu tanggal 24-25 Agustus 2019 diselenggarakan workshop yang diselenggarakan oleh Tim Biosafety Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM. Workshop ini bertempat di Hotel Santika Yogyakarta. Workshop mengambil tema pelatihan biosafety di laboratorium bagi penetiti, mahasiswa S2 dan S3 di lingkungan laboratorium di FK-KMK UGM. Pada hari pertama materi yang disajikan di antaranya meliputi prinsip dasar biosafety, identifikasi hazard dan penilaian biorisiko, Tindakan pencegahan, dan alat pelindung diri (APD) yang disampaikan oleh Tim Biosafety FK-KMK, dr. Dwi Aris Nugrahaningsih, PhD, Janatin Hastuti, PhD, dr. Moh Syaifudin Hakim, PhD. Peserta juga dilatih memilih dan cara menggunakan APD yang tepat.

Hari kedua pelatihan diisi dengan pemberian materi tentang bekerja di BSL 1 dan 2, transportasi bahan infeksius, pengelolaan limbah, dan tanggap darurat bencana laboratorium.    Pada akhir sesi hari kedua peserta dibagi dalam kelompok-kelompok kecil melakukan praktik menangani tumpahan di laboratorium dengan dipandu oleh Tim Biosafety FK-KMK UGM. Untuk mengetahui pemahaman dan penguasaan materi peserta diberikan pre-test pada awal sesi hari pertama dan post-test pada akhir sesi hari kedua. Hasil evaluasi menunjukkan 3 orang peserta lulus pada pre-test biosafety dan 13 orang peserta lulus pada saat post-test, menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta setelah dilakukan pelatihan biosafety ini.

Foto Dokumentasi

Pelatihan Biosafety di Laboratorium bagi Peneliti, Mahasiswa S2 dan S3 di Lingkungan FK KMK (24-25 Agustus 2019)

Tim Biosafety FK-KMK UGM 2019

Sertifikasi Profesional dari “International Federation of Biosafety Association” (IFBA) Anggota Tim Biosafety Fakultas Kedokteran UGM

BeritaWorkshop Thursday, 21 January 2021

Tahun 2017, dua orang anggota Tim Biosafety Fakultas Kedokteran UGM, dr. Dwi Aris Nugrahaningsih dan Janatin Hastuti mendapatkan sertifikat professional  dalam “Biorisk Management” dari “International Federation of Biosafety Associations” (IFBA) setelah mengikuti pelatihan biosafety yang diselenggarakan oleh “Malaysia Biosafety & Biosecurity Association” (MBBA) dan IFBA dengan funding dari “Government of Canada’s Global Partnership Program” (GPP).  Funding tersebut bertujuan untuk memberikan sertifikasi kompetensi teknik individu yang terlibat dalam praktik biorisk management di wilayah ASEAN yang dilaksanakan bulan Juli tanggal 24-27, 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Dengan demikian, empat orang anggota Tim Biosafety Fakultas Kedokteran UGM telah mendapatkan sertifikat professional dari IFBA, dua diantaranya sudah terlebih dahulu mendapatkannya, yakni Dewajani Purnomosari dan Dian Caturini Sulistyoningrum.

Professional Certification in Biorisk Managemen – Dwi Aris Nugrahaningsih

Professional Certification in Biorisk Management – Janatin Hastuti

peserta pelatihan biosafety “Professional Certification in Biorisk Management” Kuala Lumpur, Juli 2017

 

Sumber: Dokumentasi Tim Biosafety 2017

Berita Terakhir

  • Masalah Biosafety Bekerja Dengan Hewan Coba
  • Pelatihan Biosafety Bagi Laboran Selasa, 23 November 2021
  • Bincang-Bincang Pelaksanaan Keselamatan Hayati di Laboratorium di Lingkungan FKKMK UGM (Webinar Biosafety 10 & 12 Agustus 2021)
  • Refreshing Biosafety dan Biosecurity untuk Personel Laboratorium di Lingkungan FKKMK UGM (6-10 Juli 2020)
  • Pelatihan Biosafety di Laboratorium bagi Peneliti, Mahasiswa S2 dan S3 di Lingkungan FK KMK – Gelombang Kedua (26-27 Oktober 2019)
Universitas Gadjah Mada

Tim Biosafety
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM
Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta 55281

Biosafety FK-KMK UGM
biosafetylabindonesia.fk@ugm.ac.id
Telp/Fax (hunting) (+62274) 560300

© BiosafetyLabIndonesia

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY