Sebagai rangkaian dari pelatihan biosafety di lingkungan Fakultas Kedokteran UGM pada tanggal 21 Mei 2015 yang lalu telah diadaka n pelatihan Biosafety Risk Assessment (penilaian risiko biosafety) dengan pembicara Dr. Wanny Basuki dari Bio Haz Tec, Singapura. Training ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang penilaian risiko biosafety dan pelatihan bagaimana cara menilai risiko di laboratorium masing-masing. Pelatihan diawali dengan sambutan dari Ketua Tim Biosafety, Dra. Dewajani Purnomosari, MSi, PhD yang menyampaikan bahwa penilaian biosafety adalah tindak lanjut dari pelatihan biosafety di 2015.
Dr. Dewa jani menambahkan tentang pentingnya penilaian risiko mandiri di masing-masing laboratorium sebagai bentuk riil dari aplikasi biosafety.Sebelum pelatihan dibuka secara resmi, Wakil Dekan Penelitian Pengabdian Masyarakat danKerjasama, Prof. dr. Adi Utarini, MSc., MPH, PhD yang menyampaikan tentang pentingnya peranan praktek biosafety dalam meningkatkan kualitas dan kuantititas penelitian di lingkungan Fakultas Kedokteran (FK) UGM. Mengingat pentingnya peranan praktek biosafety tidak hanya diberlakukan untuk FK, workshop kali ini juga mengundang peneliti dan teknisi dari Fakultas Kedokteran Hewan, Farmasi, Biologi, Teknologi Pertanian dan Program Studi Bioteknologi PAU UGM.
Pelatihan diawali dengan materi tentang prinsip dan praktek risiko hayati (biorisk) oleh pembicara, Dr. Wanny Basuki.Setelah paparan teori disampaikan, kemudian dilakukan pelatihan tentang menilai risiko hayati di laboratorium masing-masing dengan membagi peserta kedalam beberapa kelompok.Masing-masing kelompok diminta untuk menentukan satu contoh pekerjaan di laboratorium untuk dinilai risiko hayatinya.Pelatihan diakhiri dengan praktek keselamatan laboratorium dengan menggunakan spill kit yang diperagakan oleh salah-satu peserta dengan menggunakan spill kit yang sudah disediakan.
Selama pelatihan, peserta sangat antusias dalam mengikutinya, terbukti dengan adanya berbagai macam pertanyaan terkait praktek biosafety di laboratorium masing-masing.Dengan hadirnya Dr. Wanny Basuki selaku pembicara yang merupakan satu diantara sedikit pakar biosafety di Indonesia, banyak sekali pertanyaan-pertanyaan tentang praktek biosafety yang akhirnya dapat ditemukan solusinya.Contohnya terkait timbunan sampah baik cair maupun padat yang telah terkontaminasi etidiumbromid (EtBr) yang tersebar di banyak laboratorium di lingkungan Fakultas Kedokteran.EtBr berpotensi sebagai karsinogen dan penanggulangan limbah yang terkontaminasi EtBr harus dilakukan dengan benar.Pembicara dapat memberikan solusi praktis yang dapat dilakukan oleh semua laboratorium untuk menanggulangi limbah yang terkontaminasi EtBr dengan disaring dengan arang aktif untuk limbah cair, dan dibakar (insenerasi) untuk limbah padat.