Tim Biosafety Fakultas Kedoteran UGM kembali menyelenggarakan workshop dan pelatihan pemadam kebakaran kedua pada tgl. 5 September 2016 bertempat di R. Sidang Senat FK UGM Lt-2 dan lapangan basket FK UGM
Acara dimulai dengan sambutan dan pembukaan oleh ketua Tim Biosafety FK UGM, Ibu Dewajani Purnomosari, PhD. Dilanjutkan dengan penjelasan tentang “Route Evakuasi” di Gedung KPTU dan Gedung Radioputro. Peserta kurang lebih 30 orang dari dalam dan luar FK. Peserta dari luar FK berasal dari Fakultas Kedokteran Hewan dan CEBU RS Sardjito.
Penjelasan tentang api dan peralatan keamanan dalam bahaya api oleh pemateri dari PT Hasamindo Pratama, Bregodo Pamekak Latu, yakni Hermas Risriyanto, SPd.
Diawali dengan penekanan tentang kesiapan kita dalam menghadapi bencana kebakaran yang tiba-tiba. Materi secara keseluruhan sama dengan materi pada Workshop dan Pelatihan APAR I yang diselenggarakan pada tanggal 30 Agustus 2016 yang lalu. Dilanjutkan dengan penjelasan tentang fase kebakaran dengan memberikan beberapa contoh peristiwa kebakaran dan kesiapan kita dalam menghadapi bencana kebakaran. Bahwa kondisi “mental” kita dalam menghadapi keadaan darurat sangat berpengaruh terhadap tindakan dan keberhasilan dalam menghadapi kondisi darurat, termasuk bahaya kebakaran.
Materi pengenalan bahaya api meliputi definisi api dan kebakaran serta sumber/penyebab kebakaran. Terjadinya kebakaran disebabkan oleh adanya sumber energy (api) yang mengalami inisiasi (membesar) sehingga terjadi “flash over” (suhu bisa mencapai 350OC dalam waktu 3-10 menit. Pertanyaannya, tindakan apa yang harus dilakukan dalam waktu 3-7 menit yang sangat menentukan tersebut? Jika “flash over” jika tidak teratasi maka akan berkembang menjadi “full fire” dalam waktu 10-15 menit. Masalah/kendala yang dihadapi bisa meliputi: 1) sarana proteksi kebakaran, 2) personel/SDM (internal), 3) sistem manajemen tanggap darurat dan 4) akses bantuan darurat. Kendala sarana proteksi kebakaran dapat meliputi: 1) tidak memadai, 2) jenis tidak sesuai, 3) tidak teruji/terawatt, dan 4) salah penempatan. Kendala dalam manajemen, meliputi: Kurang atensi, tidak ada SOP, dan belum ada pelatihan/simulasi. Sarana proteksi kebakaran meliputi sarana proteksi kebakaran aktif (fire alarm/detector, sprinkler, APAR, hydrant, truck) dan pasif (SOP, tandu, sarana pengendali asap, tangga darurat).
Praktik pemdaman kebakaran dilakukan di lapangan basket Fakultas Kedokteran UGM. Peserta praktik menggunakan alat-alat pemadam kebakaran dengan menggunakan simulasi api kebakaran.